Sangkring Art | [Pameran] Ugemi
21575
post-template-default,single,single-post,postid-21575,single-format-standard,ajax_updown_fade,page_not_loaded,,select-theme-ver-3.4,stockholm-kudaterbang-net,wpb-js-composer js-comp-ver-4.12.1,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-22345

[Pameran] Ugemi

Pameran Lukisan
Rina Kurniyati & Astuti Kusumo
UGEMI

24 Oktober – 04 November 2019

Sangkring Art Space
Jl. Nitiprayan 88 Ngestiharjo, Kasihan Bantul.

Jam buka setiap hari 09.00 – 20.00 WIB

Pembukaan: 24 Oktober 2019, 19.30 WIB

 

 

Ngugemi, secara harfiah berarti “menggenggam erat”. Bagi orang Jawa, kata tersebut merupakan simbol yang mengikat diri, secara lahir dan terutama batin, dengan tradisi yang dicanangkan dan diwariskan oleh para leluhur. Bagi perempuan Jawa, ngugemi terkait dengan posisinya sebagai rekan penyeimbang bagi suami (sarimbit), pengampu rumah yang berjiwa besar sebagai manifestasi tata dunia (kosmologi) dan unit terkecil dari masyarakat, dan sebagai ibu yang melahirkan dan pendidik yang meneruskan nilai-nilai tradisi pada anak-anaknya sejak usia dini. Ngugemi, bagi perempuan Jawa, merupakan fitrah dan martabat, sebuah sikap batin demi kelangsungan masyarakat dalam skema kosmologi tradisi.

Ugemi_sangkringart_okDengan konsepsi semacam itu, Rina dan Astuti ingin tetap mengedepankan keluhuran tradisi dan kearifan lokal Jawa dengan mengekspresikannya ke dalam lukisan. Dua puluhan lukisan yang disajkan menjadi simbol penyeimbang diri sekaligus penyelaras bagi kosmologi di lingkungannya masing-masing. Posisi istri (atau peran ibu) bagi mereka bukan sekadar melayani, tetapi juga mampu memberi pelajaran bagi manusia di sekitarnya. Lukisan-lukisan mereka berdua adalah wujud perantaraan dunia yang penuh pesan: keterpaduan antara yang maskulin dan feminin, yang ekspresif dan realistik, yang kasar dan halus, yang keras dan lembut. Semuanya dirangkai melalui warna, garis dan tekstur. Medium kaca (karya Rina Kurniyati) dan kanvas (karya Astuti Kusumo) adalah bagian dari pesan tentang penyeimbang dan satuan keselarasan. Mari menjadi saksi pameran dua perempuan perupa dari Yogyakarta ini.

Katalog Ugemi

Dokumentasi

Dokumentasi Video

Mari Berbagi