Sangkring Art | [Exhibition] Group Exhibition Galeri Lorong “9×9+1”
22582
post-template-default,single,single-post,postid-22582,single-format-standard,ajax_updown_fade,page_not_loaded,,select-theme-ver-3.4,stockholm-kudaterbang-net,wpb-js-composer js-comp-ver-4.12.1,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-22345

[Exhibition] Group Exhibition Galeri Lorong “9×9+1”

9×9+1: Merawat Ruang, Menyemai Perupa

Pameran 9×9+1 lahir dari gagasan Putu Sutawijaya sebagai bentuk kepedulian terhadap regenerasi perupa muda. Di tengah makin terbatasnya ruang bagi seniman yang sedang berproses, ia memilih pendekatan yang berbeda: memberi ruang sejak awal, bukan saat seniman telah “jadi”. Alih-alih selektif terhadap nama yang sudah dikenal, Sangkring Art Space membuka pintunya bagi mahasiswa seni yang masih berproses pada fase-fase akhir perkuliahan, yakni mereka yang sedang meraba arah kekaryaan. Dalam proses ini, mereka tak hanya menyumbang karya, akan tetapi juga proses belajar mengangkat, menata, dan menghadapi realitas ruang pamer. Ini bukan sekadar pameran, melainkan secara personal latihan menyeluruh menuju kemandirian artistik. Setiap peserta pameran diminta menghadirkan sembilan karya kecil (maksimal 80×80 cm). Jumlah karya yang diminta bukan semata-mata agar ruang pamer terlihat penuh. Justru sebaliknya, ini adalah ajakan untuk memperbanyak latihan, memperluas kebiasaan berkarya, dan membiasakan diri menyentuh kanvas (atau media lain) secara rutin. Bukan soal seberapa “jadi” atau “sempurna” hasil akhirnya, melainkan bagaimana proses demi proses itu ditempuh dengan kesungguhan. Dalam sembilan karya, ada ruang untuk mencoba, gagal, menebak-nebak, lalu menemukan sesuatu yang baru dari diri sendiri. Tambahan “+1” merujuk pada penyeimbang sekaligus penyambung dialog lintas-tahap perjalanan seni karena bertepatan dengan Yogya Annual Art #10. Lintasan Sangkring di Sangkring Art Space dipilih sebagai lokasi jalur penghubung fisik yang juga simbol keterhubungan antargenerasi. Dengan program ini, Sangkring menjelma sebagai ruang yang tidak eksklusif, sebaliknya inklusif dan mendekat ke semangat muda. Ini cara untuk terus bertemu perupa baru, memperluas pergaulan, dan menjaga denyut hidup ruang seni. Melalui 9×9+1, Derry Sembiring, I Kadek Galang Nararya, I Kadek Wahyu Budi Wastita, Ibob Hariyatmoko, Ida Bagus Angga Aditya, Sulthan Jordhi, Putu Lontar Zhengkang Vijaya, Vito Ariyanto, Yunan Pramudita, dan Zalfa Zahira, diundang selain untuk menunjukkan juga untuk mengalami prosesnya secara langsung. Sangkring Art Space tidak hanya memamerkan karya, melainkan menyemai masa depan seni rupa. Sebab ruang yang tak memberi tempat pada generasi muda, lambat laun akan kehilangan maknanya sendiri.

Yogyakarta, 15 Juni 2025

Fasmaqullah

Mari Berbagi