Sangkring Art | The ongoing impact of nuclear accidents in Russia, Ukraina, Belarusia and Kazakhstan, 25 years since Chernobyl by Robert Knoth
553
post-template-default,single,single-post,postid-553,single-format-standard,ajax_updown_fade,page_not_loaded,,select-theme-ver-3.4,stockholm-kudaterbang-net,wpb-js-composer js-comp-ver-4.12.1,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-22345

The ongoing impact of nuclear accidents in Russia, Ukraina, Belarusia and Kazakhstan, 25 years since Chernobyl by Robert Knoth

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

YOGYAKARTA
Opening : 1 July 2011, @ 7 pm
Curated : Malcom Smith
Exhibition : 1 until 25 July 2011
Sponsored : Greenpeace Asia Pacific
At : Sangkring Art Space

BANDUNG
Opening : 11 September 2011
Exhibition : 11 until 17 September 2011
At : Galeri Soemardja

The ongoing impact of nuclear accidents in Russia, 25 years since Chernobyl
This year marks the 25th anniversary of the Chernobyl disaster, and yet it is by no means the only, or the worst nuclear accident in Russia’s history. Today, thousands of people in Belarus, Ukraine, Khazakstan and Russia suffer from serious illnesses as a result of nuclear contamination. Many of these people were born years after the disasters happened, and they will continue to be affected for generations to come.
Robert Knoth has been visiting the sites of nuclear contamination since the early 1990’s, documenting the lives of ordinary people subjected to extraordinary negligence. Through Knoth’s images we are confronted not only by the tragic illnesses that individuals must live with, but also the hopelessness that they face with regards to their future and the sad disintegration of their families and communities.
While much of the nuclear debate focuses around statistics, Knoth‘s images remind us that for every statistic there is a human story. His images make a powerful contribution to the ongoing and highly controversial debate about the human cost of Nuclear power. After the recent tragic events at Fukushima, it is important that Indonesian people are well informed about the impact of Nuclear accidents as we reassess our plans to build reactors in this country.

Robert Knoth
Robert Knoth began his career as a photojournalist in 1993. Throughout the 90’s he covered many of the conflict zones in Africa, Asia and the Balkans. Since then his work has been widely published in international magazines, such as: New York Times, Der Spiegel, Sydney Morning Herald, La Repubblica, Sunday Telegraph Magazine, amongst many.
In recent years Robert Knoth has been working on long term projects as an autonomous documentary photographer. As well as his Russian Nuclear Disaster project, he has been following the conflict in Afghanistan and Pakistan since 1996 and is currently working on a book about Afghan heroin in cooperation with writer and broadcaster Antoinette de Jong. Throughout his career Robert Knoth has won numerous prizes, including two World Press Photo Awards in 2000 and 2006.

Text By Antoinette de Jong.
Curated by Malcolm Smith.
This exhibition has been generously sponsored by Greenpeace Asia Pacific.


Sertifikat no. 000358

25 Tahun Setelah Chernobly
Dampak berkelanjutan petaka nuklir di Rusia, Ukraina, Belarusia dan Kazakhstan

Sangkring Art Space, Yogyakarta
1 sampai 25 Juli

Galeri Soemardja, Bandung
11 sampai 17 September

Tahun ini menandai peringatan bencana Chernobyl ke-25. Namun, bukan berarti bahwa dalam sejarah Rusia kecelakaan nuklir hanya terjadi di Chernobyl, bukan pula ia yang terburuk. Saat ini, ribuan orang di Belarus, Ukraina, Kazakstan, dan Rusia menderita berbagai penyakit serius akibat pencemaran nuklir. Banyak dari mereka yang lahir bertahun-tahun setelah rangkaian petaka itu terjadi, namun generasi demi generasi terus terkena dampaknya.
Robert Knoth dan Antoinette de Jong telah mengunjungi titik-titik pencemaran nuklir sejak akhir 1990-an, mendokumentasikan kehidupan orang-orang biasa yang terpapar kelalaian luar biasa. Melalui karya mereka, kita dihadapkan tidak hanya pada segala penyakit yang harus ditanggung tiap orang, tapi juga keputusasaan yang mereka hadapi berkaitan dengan masa depan, serta disintegrasi keluarga dan masyarakat yang memilukan.
Selain menyajikan kisah menggugah tentang dampak tenaga nuklir bagi manusia, pameran ini menanggapi berbagai isu etik terkait foto jurnalistik. Masyarakat kontemporer kita terus dibanjiri gambar-gambar voyeuristik berisi kekerasan dan bencana yang ditampilkan para “jurnalis publik” di blog, facebook, flickr, bahkan di media arus utama. Kekuatan di balik foto-foto Robert Knoth terletak pada keintiman yang ia bagi dengan subyek-subyeknya, serta rasa hormat yang ia tunjukkan pada mereka.
Ketika perdebatan nuklir kebanyakan berfokus seputar statistik, foto-foto Knoth dan pelaporan mendalam De Jong mengingatkan kita bahwa untuk tiap statistik terdapat sebuah kisah tentang manusia. Karya mereka memberi kontribusi besar pada perdebatan kontroversial tanpa henti tentang dampak energi nuklir terhadap manusia. Menilik kejadian-kejadian tragis di Fukushima baru-baru ini, penting bagi rakyat Indonesia — selagi rencana pembangunan berbagai pembangkit nuklir di negeri ini ditinjau ulang — untuk memahami segala dampak kecelakaan nuklir.

Robert Knoth
Robert Knoth memulai karir sebagai jurnalis foto pada tahun 1993. Sepanjang tahun 90-an ia meliput banyak zona konflik di Afrika, Asia, dan wilayah Balkan. Sejak saat itu karya-karyanya telah diterbitkan secara luas di majalah-majalah internasional antara lain New York Times, Der Spiegel, Sydney Morning Herald, La Repubblica, dan Sunday Telegraph Magazine.

Dalam beberapa tahun terakhir, sebagai seorang fotografer-dokumenter lepas, Robert Knoth tengah melakukan proyek-proyek jangka panjang. Selain proyek Bencana Nuklir Rusia, ia terus mengikuti konflik di Afghanistan dan Pakistan sejak tahun 1996. Dan saat ini, bekerjasama dengan Antoinette de Jong, ia tengah menggarap sebuah buku tentang heroin Afghanistan. Sepanjang karirnya, Robert Knoth telah memenangkan banyak penghargaan, termasuk dua World Press Photo Awards pada tahun 2000 dan 2006.

Antoinette de Jong
Antoinette de Jong adalah penulis dan penyiar yang berbasis di Belanda. Karya-karyanya telah muncul di radio dan televisi, termasuk beberapa film dokumenter untuk BBC World Service dan reportase feature latar belakang untuk VPRO dan Radio Netherlands World Service. Beragam karyanya telah diterbitkan oleh El Pais, the Australian, Marie Claire, Io Donna, Grande Reportagem, Unesco Courier, NRC Handelsblad dan Metro.

De Jong meliput perkembangan di Afghanistan dan Pakistan secara rutin selama hampir dua dasawarsa selain mengunjungi kawasan-kawasan lain di seluruh dunia termasuk India, Somalia, Irak, Asia Tengah, Kosovo, Albania, Bosnia-Herzegovina, Yugoslavia, Kamboja, Ukraina, Belarus, dan Rusia. Ia sering diundang sebagai analis dan komentator mengenai Afghanistan dan Pakistan.

Dikuratori oleh Malcolm Smith.

Pameran ini terselenggara berkat dukungan penuh Greenpeace Asia Tenggara – Indonesia

Foto by Robert Knoth


Opening @ Sangkring Art Space



 

 

Mari Berbagi