Sangkring Art | COURAGE by Noor Ibrahim @Sangkring Art Space
664
post-template-default,single,single-post,postid-664,single-format-standard,ajax_updown_fade,page_not_loaded,,select-theme-ver-3.4,stockholm-kudaterbang-net,wpb-js-composer js-comp-ver-4.12.1,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-22345

COURAGE by Noor Ibrahim @Sangkring Art Space

Pembukaan : Sabtu, 6 Juli 2011, Jam 19.30wib
Pameran dibuka oleh : arch.dipl.ing.Cosmas D. Gozali. IAI
Pameran berlangsung : 6 – 20 Juli 2011

COURAGE
ALLEZ COURAGE ……..! terdengar suara tegas seorang gadis Paris, ketika aku sedang membuat self potretnya distudio. Allez Courage, yang katanya bermakna ayo semangat, mengingatkan aku akan figur-figur karya seni patung binatang, yang sudah aku finishing untuk pameran di Sangkring. Binatang pada umumnya memiliki semangat dan keberanian, juga insting yang kuat untuk bertahan hidup dari alam yang keras dan berkuasa.

Kehidupan memang memiliki seleksi alam yang ketat, maka kita sebagai manusia yang hidup berdampingan dengan binatang. Jika tidak memiliki semangat hidup yang lebih tinggi, maka alam akan melibasnya. Manusia seharusnya belajar dari intensitas binatang terhadap alam. Harmonis dan selaras dengan lingkungan alam dimana dia hidup. Karena binatang itu selalu mengambil secukupnya apa yang ada pada alam. Dalam pameran ini saya hanya ingin bicara tentang manusia melalui binatang. Yang membedakan manusia dengan binatang adalah otak atau pikirannya. Tetapi saya lihat banyak sekali manusia yang memuja kepandaian otaknya, kemudian menjadi kehilangan rasa kemanusiannya. Kecerdasan yang akhirnya saling menghancurkan.  Betapapun tingginya sains dan tehnologi yang sudah dicapai manusia. Jika dampak tehnologi itu masih merusak alam, maka akan sia-sialah kemajuan dan pencapaian tehnologi itu. Apalagi kita semua tahu bahwa sampah tehnologi menjadi racun yang mengancam kelayakan hidup umat manusia. Saya kira jika manusia tidak segera bisa mengenali siapa dirinya. Maka manusia itu akan mengalami ketakutan dan tidak punya semangat hidup.
Tidak memiliki keseimbangan antara dunia dalam tubuh dengan dunia diluar tubuh, semesta alam yang absolute.

-Noor Ibrahim-

Binatang-Binatang Ibrahim

Noor Ibrahim. Pematung bertubuh tambun dengan misai lebat dan kacamata mungil bergagang oranye ini menemurupakan binatang sebagai pokok perupaan dan perenungan dalam pameran tunggalnya ini kali.

Sudah barang tentu kita tahu bahwa pokok perupaan binatang bukanlah pokok perupaan baru dalam khazanah seni rupa—khususnya seni patung—di negeri ini. Alih-alih, pokok perupaan ini bak mataair inspirasi bagi para seni rupawan untuk menggambarkan dan menyatakan pemahaman dan penghayatan atas realitas sosial politik yang berlangsung di sekitarnya.

Noor Ibrahim menemurupakan sejumlah binatang—antara lain ayam, capung, gajah, kuda, burung, jerapah, kalajengking, dan semut—dalam bentuk alamiah dengan ukuran gigantik yang menumbuk mata.

Noor Ibrahim menemurupakan hewan-hewan itu secara ekspresionistis—dengan memalu dan mengelas—yang bekas-bekasnya meminta perhatian pemirsa untuk merenungkan kembali apa artinya mereka—binatang-binatang itu—dalam kehidupan sehari-hari manusia.

Dengan begitu, patung-patung hewan Ibrahim ini dipajang bukan sebagai sekadar model-penggambaran atau karya seni rupa sebagai suatu penggambaran seni rupawan atas suatu kenyataan, melainkan sebagai model-pernyataan atau karya seni rupa sebagai suatu pernyataan seni rupawan atas suatu fenomena.

Noor Ibrahim—melalui pameran ini—rupanya ingin menyatakan bahwa binatang, dengan segala kisah kehidupannya yang tersirat, dapat menghela manusia menuju hikmat kebijaksanaan dari kumpulan margasatwa yang berakal-budi.

—Wahyudin AS   

 

Image karya COURAGE

 

Opening COURAGE

Mari Berbagi