Sangkring Art | CUT2010
280
post-template-default,single,single-post,postid-280,single-format-standard,ajax_updown_fade,page_not_loaded,,select-theme-ver-3.4,stockholm-kudaterbang-net,wpb-js-composer js-comp-ver-4.12.1,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-22345

CUT2010

CUT2010: New Photography from Southeast Asia:PARALLEL UNIVERSE

Kurator: Eva McGovern

6 Agustus – 11 September 2010 di Sangkring Art Space

Mempersembahkan karya: Eiffel Chong (Malaysia), Shooshie Sulaiman (Malaysia), Mintio (Singapore), Zhao Renhui/The Institute of Critical Zoologists (Singapore), Michael Shaowanasai (Thailand), Tanapol Kaewpring (Thailand), Frankie Callaghan (Philippines), Wawi Navarroza (Philippines), Agan Harahap (Indonesia), Sara Nuytemans dan Arya Pandjalu (Indonesia) dan Wimo Bayang (Indonesia).

Seniman menciptakan pandangan alternative dan (sur)realis yang menghibur dan menantang persepsi audiens. CUT 2010 mengekplorasi dunia-dunia parallel melalui fiksi dan sudut pandang miring dari balik lensa kamera.  Keotentikan seni photografi sebagai penyampai kebenaran telah didistorsikan dan dipergunakan sepanjang masa evolusinya dari daguerreotype ke film dan digital. Eksperimentasi dengan media berlanjut dan seniman berkesempatan untuk menciptakan teknik-teknik ilusi yang beragam, juga bisa menciptakan panggung dramanya sendiri serta menangkap momen-momen istimewa dari kehidupan sehari-hari.  Pengolahan pada dikotomi seperti anatara dongeng dan mimpi buruk, dystopia dan utopia, membawa pameran ini pada pengungkapan massif pada dunia khayal dan realitas yang terpilin yang mampu menghibur indera dengan apa yang nyata dan apa yang khayal.

Pameran ini beranjak dari pemikiran bahwa photografi adalah sebuah mekanisme pada imajinasi, petualangan dan pelarian melalui teknik dan subyeknya.  Seperti teater dan film, ada peluang untuk memicu dan mengganggu animasi pada indera kita. dan menimbulkan tanggapan yang kuat dan kompleks. Dunia kemungkinan yang baru ini mengaduk harapan, mimpi, pandangan dan pengamatan dari penciptanya dan menjadikannya sebuah pertunjukan terpadu antara kejutan, hasrat, kesenangan, kesedihan, guyonan dan pencerahan.  Dengan inspirasi visual yang tak berbatas dan didukung kemajuan teknologi pendukungnya, photografi sebagai sebuah wahana, terus mendorong batasan pemahaman dan sensasi visual.

CUT 2010: PARALLEL UNIVERSE, memberikan banyak titik masuk dan titik keluar pada ide yang disajikan oleh tiap seniman. Secara menyeluruh, dunia imaji dalam dunia ini, mempersembahkan pertimbangan personal dan publik akan pertanyaan berkesinambungan di sekitar evolusi gender dan cultural, sub kultur, agama, landscape dan lingkungan urban. Menggabungkan unsur yang anggun dan konyol, jagoan super yang perkasa menertawakan binaragawan, pecandu game online mengejek utopia agamis, perancangan bangunan menjadi sebuah episode siluman dan penjelajahan ilmiah misterius yang menghindari boneka-boneka erotis serta karakter kemanusiaan yang tak terlupakan.  Obsesi-obsesi keberadaan, halusinasi dan ambigu-ambigu dari sang pemotret dan orang sebagai obyeknya dibeberkan pada pemirsa untuk ditengarai dan dipertanyakan.  Apa yang nampaknya sangat akrab bisa berubah menjadi sangat asing dan mengganggu, menggoda dan khayali.  Yang tidak biasa tiba-tiba saja mampu menyuarakan kebenaran yang universal.

Sekarang pada tahap ke tiga, CUT: New Photography from Southeast Asia melanjutkan keberadaannya sebagai paparan yang dikhususkan untuk perkembangan photografi di Asia Tenggara.  Tujuannya untuk menyuntikkan pemikiran segar pada status media ini di wilayah ini, baik dari sisi estetika maupun akademis pada pengolah terhadap bidang beragam oleh pelaku seni photografi dewasa ini.

Mari Berbagi