Sangkring Art | Pameran Kolaborasi Wayang Dalam Dua Pesona
24
post-template-default,single,single-post,postid-24,single-format-standard,ajax_updown_fade,page_not_loaded,,select-theme-ver-3.4,stockholm-kudaterbang-net,wpb-js-composer js-comp-ver-4.12.1,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-22345

Pameran Kolaborasi Wayang Dalam Dua Pesona

5. Pameran Kolaborasi Wayang Dalam Dua Pesona
Dewasa ini, di sejumlah ruang pergelaran, kita menyaksikan pusparagam bentuk, tema dan gagasan karya seni rupa—yang mungkin dapat kita terjemahkan sebagai pertanda baik akan pertumbuhan dan perkembangan seni rupa Indonesia kontemporer.

Pada kesempatan ini, Sangkring Art Space menggelar pameran kolaborasi art fashion bertajuk “Wayang Dalam Dua Pesona”. Pameran ini mempertemukan dua seniman muda: Hanif ZR dan Yoel Fenin Lambert—yang memiliki latar belakang budaya dan karakter pribadi yang berbeda. Hanif ZR, seorang seniman kelahiran Klaten, Jawa tengah, dan lulusan Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, telah terbiasa atau tidak asing lagi dengan kesenian tradisional wayang, filosofi, dan pakemnya, sejak dari buain ibunya. Sebaliknya, Yoel Fenin Lambert, pemuda berdarah Timor Timur, mulai bersentuhan dengan dunia pewayangan dan tradisi batik, ketika mulai kuliah di ISI Yogyakarta.

Itu sebabnya, karya-karya mereka yang disandingkan dalam pameran ini memiliki bahasa rupa yang berbeda, tetapi saling berinteraksi dalam eksplorasi tematik yang sama.
Fenin Lambert menampilkan karyanya dalam bentuk fashion. Baginya fashion merupakan hasrat yang membangkitkan rasa, temperamen, estetika, gaya, dan fantasi kebudayaan tradisional, seperti batik dan wayang yang mengandung kekayaan representasi untuk disajikan dalam citra fashion yang glamour. Sedangkan Hanif ZR menggagas citra visual wayang dengan menggunakan media instalasi, fotografi, dan video art, sebagai karya adiluhung yang selalu berproses dan berkembang mengikuti kemajuan teknologi masyarakat pendukungnya dan bertahan sebagai tradisi yang membumi dan multidimensional.

Melalui kegiatan pameran ini, kita berharap dapat membangun persepsi baru tentang wayang sebagai warisan budaya leluhur selama berabad-abad yang mengalami perubahan dan perkembangan pencitraan dalam kehidupan masyarakat dewasa ini.

Yogyakarta, 23 Oktober 2007
—Sangkring Art Space

Mari Berbagi