Sangkring Art | Blog Large Image Whole Post
18956
paged,page-template,page-template-blog-large-image-whole-post,page-template-blog-large-image-whole-post-php,page,page-id-18956,page-child,parent-pageid-1815,paged-5,page-paged-5,ajax_updown_fade,page_not_loaded,,select-theme-ver-3.4,stockholm-kudaterbang-net,wpb-js-composer js-comp-ver-4.12.1,vc_responsive

[Pameran] Mahandini, Dewa Budjana, Pameran Cover CD

48375123_10210192671973112_6136221523846889472_n

Mari maju bersama, berpartisipasi dalam penggalangan Dana Abadi Seniman ‘Suka Pari Suka’ melalui Pameran Cover CD Album MAHANDINI Dewa Budjana pada 20 Desember 2018, di Sangkring Art Project, Yogyakarta.

Sudah beberapa lama perupa Yogya memiliki Dana Abadi Seniman. Dana tersebut dihimpun dari hasil kegiatan pameran.

Selama ini dana tersebut didepositokan dan dari bunga deposito itu secara bergiliran digunakan untuk membantu seniman yang tertimpa sakit dan “kesripahan”.

Sudah puluhan seniman penerima dana tersebut. Mereka tidak hanya dari kalangan para perupa, tapi juga dari kalangan seniman lainnya dan siapa saja yang terlibat dalam urusan seni.

Mari hadir dan berbagi.

Salam ‘Suka Pari Suka’

 

-List Karya

Peaceful Seeker #2

peacefull

 

Dear friens and art lovers,

We cordially invite you to join us, to attend the exhibition Peaceful Seeker #2

Presented by Sangkring in a 6 in 1 program collaboration in the Peaceful seeker project.

The exhibition will be held on Wednesday, Nov 7th 2018 at Bale Banjar Sangkring, Yogyakarta.

Location @balebanjar.sangkring

Jl. Nitiprayan no.88 RT 02/RW 20
Sanggrahan, ngestiharjo, kasihan bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta 55182
Telp (0274) 381023.
www.sangkringart.com

Two Side of Medal – Mahdi Abdullah

mah di

Mahdi Abdullah sebagai “Monumentasi” dengan mengetengahkan konsepsi mengenai ingatan kolektif, segenap benda-benda memorial, akhirnya membawa seni ke dalam sebuah arena baru, yakni lukisan sebagai “monumen sejarah”. Oleh sebab itulah saya menyebut hasil kerja kreatifnya sebagai gaya “narasi-simbolik” yang bersifat pengendapan peristiwa. “Dia sampai pada kesimpulan bahwa ada dualisme mendasar dalam kehidupan manusia, struktur ganda yang mencakup setiap aktivitas manusia, tetapi sering lolos dari kesadaran kita. Kegelapan dan cahaya, tinggi dan rendah, kebaikan dan kejahatan adalah kesatuan yang tak mungkin berdiri sendiri. Seperti dua sisi mata uang, kita hanya dapat melihat satu sisi, untuk melihat sisi lainnya kita harus membalik koin tersebut” ungkap Anton Larenz dalam buku pameran “Two Sides of the Medal Mahdi Abdullah”.

Pendidikan terakhirnya: Magister Seni di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta (2010). Artist Residency di ICP Tokyo, Japan (2002). Artist Residency di Centre for Southeast Asian Art, Passau, Germany (2009) Lithography Course di Kultur Modell, Passau, Germany (2009). Karyanya telah dikoleksi oleh Modern Kuns Museum, Passau (Germany), Museum of Indonesian Art (Australia), GBI (Tokyo), OHD Museum, Magelang (Ind), Aceh Museum (Ind), Ali Hasymi Museum (Ind), Tsunami Museum (Ind), dan dikoleksi oleh beberapa galeri dan individu di Indonesia dan luar negeri.

Sadulur Rupa

NAFL2621

Pameran ini mengambil tema sadulur rupa yang bisa dimaknai sebagai citra atau tolak ukur perkembangan karya lukis yang berakar dari gaya lukis tradisional bali, dengan perkembangan-perkembangan dari segi tekhnik dan tematik, dan kita juga bisa melihat regenerasi dari seniman-seniman tua/ old master serta karya-karya mumpuni dari seniman muda.

Adapun tujuan pameran ini merupakan cara para pemerhati seni, pecinta seni untuk melestarikan karya lukis para seniman bali, khususnya yg berakar pada tradisional bali dengan segala pengembangannya, dan yang terpenting ini merupakan media jendela bahwasanya seni lukis bali masih tetap eksis dan terus berkembang,dengan style atau corak yang beraneka ragam,sehingga karya seni ini mampu sejajar dengan karya seni lukis modern kontemporer dan yg lain.

Open Submission Perupa Muda 2018

IMG_7388

IMG_7390

IMG_7389

PXFR5606

OPEN CALL !
.
Panggilan terbuka pameran Perupa Muda #3 dengan tajuk ‘RING ROAD’ kepada seluruh Perupa ‘muda’ yang berdomisili di Yogyakarta.
– Batas akhir pengumpulan karya tanggal 1 November 2018 !
– karya yang lolos seleksi akan diikut-sertakan dalam pameran di Bale Banjar Sangkring pada tanggal 7 Desember 2018.
*Syarat dan ketentuan lebih lengkap ada di poster. .
Tim Seleksi :
Kris Budiman ( Penulis, kurator)
Samuel Indratma (seniman)
Erizal Art ( seniman)
.
“Muda, Bugar, Bahagia dan Berkarya.”
Karena muda saja tidak cukup jika tidak bugar dan berbahagia dalam menghasilkan karya ?
.
SEMANGAT DARAH MUDA !
.
.
.
Info detail: @perupamuda @balebanjar.sangkring
.
#bukusenirupa #perupamuda #youngartist #balebanjarsangkring #sangkringart #opencall #opensubmission #infoseni #artnews #artinfo

6 in 1 + Pameran Perupa Jawa Timur

IMG_8051

6 in 1 +
Pameran Perupa Jawa Timur
.
4 Oktober 2018, 7pm
at #balebanjarsangkring @sangkringart
.
Dibuka oleh: Romo #Sindhunata
.
Artist: Joni Ramlan – Jopram – Iwan Yusuf – Lini Natalini – Hadi Sucipto – Beny Dewo – Isa Ansory
.
Writer: Hamada Adzani – Budi Dharmawan – Maria Carmelia – Huhum Hambilly – Opee Wardany
.
.
.
#6in1 #groupexhibition #sangkringart #eastjava #javaart #jogjaart #artexhibition

BEBAS TUGAS (Karya Pilihan Tugas Akhir Seni Murni ISI 2018)

WhatsApp Image 2018-08-07 at 11.41.10 PM

Tugas Awal Sarjana Seni

Beragam karya seni yang dihadirkan pada pameran “Bebas Tugas” merupakan karya Tugas Akhir Mahasiswa Seni Murni ISI Yogyakarta dari berbagai angkatan dan jurusan. Beberapa karya sengaja diseleksi oleh pihak panita pameran lewat kunjungan studio, wawancara dan peninjuan kembali terkait material fisik juga gagasan yang memenuhi prasyarat eksperimen ataupun proyek. Pameran kembali dikemas masih dengan nuansa akademis dan bersifat edukatif. Pameran Tugas Akhir menjadi penting mengingat persiapannya yang panjang, seminimal 3,5 tahun dan selebihnya selama mereka belajar di Kampus. Pameran yang diikuti oleh 12 perupa muda ini juga sebagai upaya apresiasi kerja institusi seni sekaligus tawaran lain untuk menampilkan karya seni kepada publik secara lebih luas.

Gelar sarjana seni bagi kebanyakan seniman mungkin bukan suatu prioritas, tanpa ijazah siapapun bisa jadi seniman. Namun bukan berarti sekolah menjadi tidak penting, proses dan iklim kehidupan kampus itulah yang utama. Di sekolah memungkinkan mereka dapat bertemu dan mengenal teman-teman baru, hadir dalam iklim yang produktif dan kompetitif, sehingga memacu untuk terus kreatif. Lulus atau tidak, bagi para calon seniman dari kampus ISI lebih ke soal pilihan, meski memang ada mitos yang mengatakan “Kalau lulus tidak keren.” Pernyataan itu seperti tidak sedang dirayakan kebanyakan perupa hari ini. Slogan “Drop Out from Art School” yang populer lewat kawan-kawan Steak Daging Kacang Ijo contohnya, bukanlah upaya provokatif untuk tidak lulus, melainkan justru upaya membesarkan hati para jamaah drop out untuk tetap bekerja keras dalam berkarya.

Banyak dari perupa yang terlibat dalam pameran ini telah merintis karir kesenimannya di saat kuliah. Para mahasiswa seni sudah identik dengan kerja, kuliah seni bukan dalam rangka persiapan menuju dunia kerja. Tugas mereka ketika kuliah dan lulus barangkali sama, yaitu membuat karya seni. Aktivitas kreatif yang lebih mudah diapresiasi lingkungan sekitarnya, seringkali membuat mahasiswa jauh lebih sibuk dari dosennya, lebih menerima banyak proyek ketimbang gurunya. Bahkan para seniman masih punya sebutan khusus, tentang “bekerja atau berkarya”, “bekerja untuk dirinya atau orang lain”, “bekerja sekaligus berkarya”…  meski kesemuanya masih dalam lingkup aktivitas berkesenian.

Karya seni yang baik adalah karya yang memiliki manfaat, yang dalam pameran ini memiliki nilai guna baik bagi diri si seniman, kampus, galeri, dan masyarakat dengan berbagai cara. Pameran dimaksudkan akan menjadi ruang berbagai bentuk apresiasi. Alhasil, karya tugas akhir mereka sesungguhnya menjadi tugas baru, terutama dalam medan besar seni rupa, berhadapan pada permasalahan yang jauh lebih kompleks dibanding arena kampus. Lulus atau ‘lolos’ nya seorang perupa, bagi saya lebih mengidentifikasi pada jenjang kedewasaan seorang seniman.

Di kampus para mahasiswa datang juga pergi, lulus memang seperti berkehendak menjauhkan siswa dengan sekolah. Membuat jarak jadi romantis, agar seseorang, seniman, dapat memaknai arti pendidikan. Maka sekolah pun selalu hadir, tertera dalam CV, akrab dalam biografi, juga ilmu yang tampil dalam perilaku. Bapak Seni Lukis Modern kita, S. Sudjojono, tak pernah bisa membayangkan dirinya jika ia tak pernah sekolah di Taman Siswa.

Huhum Hambilly

Sleman, 7 Agustus 2018